LINESTORY
AKU,
DIA DAN LINE J
Kisah ini berawal dari beberapa bulan yang lalu ketika mobilku
terperosok di lumpur jalanan sebuah desa. Aku dan temanku sedang menyurvei
tempat yang akan dijadikan area perkemahan di sebuah Desa di Bandung.
Sore itu hujan lebat. Perjalan yang awalnya lancar - lancar saja,
menjadi tersendat ketika mobilku terperosok di kubangan jalanan berlumpur. Aku
hanya berdua dengan temanku, Nida. Namun Nida sedang dalam kondisi tidak fit
untuk berjalan apalagi untuk mendorong mobil keluar dari lumpur. Ia juga tidak
terbiasa menyetir mobil. Maka, kami hanya menunggu ada seseorang yang berbaik
hati membantu mendorong mobil kami. Atau dengan terpaksa kami harus menunggu
rombongan teman kami yang baru akan datang malam nanti.
Adzan maghrib berkumandang, aku dan Nida beranjak dari
mobil berlari kecil mengikuti arah suara Adzan dari surau terdekat. Ramai sekali
anak-anak mengaji. Selepas sholat berjamaah, ada seorang anak perempuan cantik
mendekati kami dan bertanya dengan
kata-kata yang kurang jelas karena Ia ternyata tunawicara. Melihat wajah Nida
yang pucat dan juga baju kami yang basah, ia menawarkan pinjaman payungnya
kepada kami.
Kami tersenyum, betapa anak ini berhati lembut. Akhirnya
kami bertiga berjalan menuju mobil yang terjebak lumpur. Sebelum aku dan Nida membuka pintu mobil, gadis kecil ini mencoba menjelaskan
sesuatu tapi kami tak mengerti. Seketika anak itu berlari kembali ke arah surau. Kami
berfikir bahwa anak tersebut hanya ingin cepat kembali bersama teman - teman sebayanya. Kami masuk ke
mobil dan kembali meminta bantuan dari teman melalui telp agar mereka cepat
menyusul.
Tiba-tiba segerombolan orang datang menghampiri kami
dengan anak perempuan tadi di sela-sela mereka. Aku bingung. Kemudian seseorang
yang sempat aku lihat di surau tadi mengetuk kaca mobil. Mereka menewarkan
bantuan kepada kami. Alangkah senangnya kami.
Dengan bantuan 4 orang dewasa, akhirnya mobil kami
terbebas dari genangan lumpur. Aku mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
orang yang telah membantu kami. Juga kepada anak perempuan itu, aku mencoba
memberi beberapa lembar uang, namun mereka menolak. Dengan perasaan terharu
kami melanjutkan perjalanan ke tempat yang kami tuju.
Lama setelah kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan
mereka yang pernah menolongku. Namun bulan suci Ramadhan mempertemukan kami
lagi. Aku melihat anak perempuan itu sedang berjualan takjil di Area perkemahan
yang waktu itu aku survei. Aku sebagai penanggung jawab event Ramadhan itu
mempunyai ide untuk sedikit membantunya berjualan, karena ia tidak bisa
mempromosikan kolak pisang yang ia jual
dengan keterbatasannya.
Aku ambil foto anak tadi, lalu aku share di applikasi
Line yang aku miliki. Aku promosikan jajanan yang ia jual kepada teman-temanku,
tanpa ia ketahui sebelumnya. Aku hanya tersenyum dari tempat aku berdiri
mendapati ia sedang sibuk melayani pembeli yang sebenarnya adalah
teman-temanku. Setelah adzan maghrib berkumandang aku menemui anak tadi dan
menawarkan untuk berbuka bersama di tenda kami. Sebelumnya ia tersenyum sambil
menunjukan keranjang tempat kolak pisang tadi kosong karena habis terjual. Aku
pun ikut tersenyum. Terimakasih Line telah membantuku dan membantunya.
_End_
By
: Puri Wardani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar